Perawatan Luka Setelah Operasi Tulang Belakang

Contoh luka setelah operasi HNP Cervical
Luka Pasca Operasi HNP Cervical

Perawatan Luka Setelah Operasi Tulang Belakang

Perawatan Luka Setelah Operasi Tulang Belakang – Ketika anda meninggalkan rumah sakit, dokter akan menutup luka pasca operasi dengan perban. Anda akan diberitahu apakah jahitan menggunakan benang yang terserap tubuh atau benang yang tidak terserap tubuh. Kemudian anda akan diberitahu jenis perban yang digunakan apakah tahan air atau tidak. Dan tidak kalah pentingnya anda akan diberitahu jadwal rawat luka pasca operasi.

Anda harus perhatikan bahwa bila anda dijahit dengan benang yang terserap, anda harus jelaskan dan sebutka  kepada tenaga medis bila anda melakukan rawat luka dengan dokter/perawat berbeda. Hal ini penting karena bila terjadi salah paham, luka operasi akan terbuka kembali bila jahitan dengan benang yang terserap dibuka kurang dari 10 hari.

Terdapat perbedaan cara pandang antara dokter-dokter di Indonesia dengan dokter di negara barat. Dokter di negara barat biasanya hanya mempertahankan perban selama 1 hari paling lama untuk operasi-operasi tulang belakang bahkan beberapa tanpa perban dan boleh langsung bersentuhan dengan air. Akan tetapi dokter-dokter di Indonesia mayoritas tetap mempertahankan perban selama satu hingga dua minggu dan biasanya tidak boleh terkena air hingga 2 minggu.

Perawatan Luka Pasca Operasi HNP saraf kejepit

Masing-masing pandangan tentu ada dasar pemikirannya. Mayoritas dokter di Indonesia beranggapan bahwa cuaca tropis di Indonesia dan kondisi alam serta isu kebersihan masyarakat Indonesia sangat riskan terhadap kondisi luka. Maka dari itu sebagian besar dokter tidak ingin ambil resiko. Khusus untuk pasien-pasien tidak sadar dan koma, luka pasca operasi tentu tidak akan dibiarkan terbuka, karena bertujuan melindungi luka dari gerakan-gerakan menggaruk yang mungkin terjadi secara tidak sadar.

Contoh luka pasca operasi tulang belakang
Contoh luka pasca operasi tulang belakang

Perawatan luka pasca operasi tulang belakang disarankan setiap 2-3 hari sekali untuk mengetahui kondisi luka dan mengantisipasi apakah terjadi infeksi luka operasi. Khusus luka pasca operasi tulang belakang leher depan, irisan akan dibuat mengikuti garis lipatan leher, dan sebagian besar akan menjadi samar dan sulit terlihat setelah 1 tahun, kecuali anda memiliki riwayat mudah terjadi scar hipertrofi.

Ingat, pastikan anda mengetahui 1. benang jenis apa yang digunakan 2. perban anti air/tidak anti air 3. kapan jadwal rawat luka.

Semoga bermanfaat,

Gibran A Wibawa, dr., SpBS., MBA.

Informasi lebih lanjut dapat anda akses gratis melalui layanan whatsapp yang kami sediakan atau hubungi kami.

Saraf terjepit pada tulang belakang? Apakah perlu operasi?

Saraf terjepit pada tulang belakang? Apakah perlu operasi?

Saraf terjepit pada tulang belakang – Pertanyaan yang paling sering diajukan oleh pasien-pasien penderita HNP / jepitan saraf leher adalah apakah saya perlu di operasi atau tidak.

Berikut adalah ciri-ciri dimana seorang penderita HNP atau jepitan saraf leher, yang sudah terdiagnosis secara klinis dan radiologis, membutuhkan operasi :

1. Nyeri leher dan/atau Nyeri yang menjalar ke lengan

Jika seorang pasien mengalami nyeri selama 6 minggu hingga 12 minggu yang tidak berkurang atau tidak membaik bahkan bertambah berat walaupun dengan pemberian obat macam-macam serta sudah menjalani berbagai terapi fisik (fisioterapi, dll), pasien tersebut dianjurkan untuk segera dilakukan operasi pembebasan saraf terjepit atau operasi HNP. Akan tetapi bila anda mengalami nyeri hebat pada minggu pertama dan kedua tetapi membaik secara signifikan pada minggu-minggu selanjutnya walaupun masih terasa sedikit namun tidak mengganggu, anda tidak perlu menjalani operasi dan cukup pada terapi-terapi non operatif.

2. Rasa kebas/tebal/kesemutan pada bahu/lengan/tangan

Rasa kebas/tebal/semutan adalah suatu pertanda bahwa saraf anda sudah mulai mengalami proses kerusakan kronik akibat jepitan saraf. Hal tersebut sangat mengganggu produktifitas pasien, seperti menjatuhkan benda secara tidak sengaja karena genggaman kurang terasa saat memegang benda

3. Kelemahan anggota tubuh

Gangguan kekuatan motorik / kelemahan otot / “keple” dapat mempengaruhi kualitas hidup. Pada awalnya pasien akan memasuki fase menyangkal dan memasuki fase menerima kenyataan bahwa ada bagian tubuhnya yang tidak berfungsi semestinya, akan tetapi saat ini rata-rata “life expectancy” manusia di seluruh dunia sudah meningkat.

Merupakan hal yang sangat awam menemui lansia berumur 70-80 melakukan aktivitas sehari-hari dengan kondisi sehat bugar. Jika pasien berumur 40-70 dan merasa mampu hidup bertahan dengan kondisi salah satu anggota tubuhnya mengalami kelumpuhan hal itu adalah kekeliruan.

Genggaman tangan melemah, jalan sering tersandung, merupakan salah satu dari beberapa contoh kasus kelemahan otot akibat jepitan saraf. Maka dari itu kelemahan otot merupakan salah satu indikasi dimana pasien akan sangat disarankan untuk operasi. Dengan demikian fungsi neurologis dari saraf yang terjepit dapat pulih dan membaik.

Tiga hal tersebut adalah tiga indikasi umum apakah pasien perlu operasia tau tidak tentu dengan mempertimbangkan perjalanan penyakit dari minggu ke minggu, dan apakah terjadi perbaikan atau keluhan bertambah buruk.

Namun pada kasus dimana keluhan terasa sangat berat pasien tidak perlu menunggu berminggu-minggu untuk mendapatkan terapi dan harus segera dilakukan tindakan operasi. Semoga bermanfaat !

Salam hormat,

Gibran A Wibawa, dr., Sp.BS., MBA.

Informasi lebih lanjut dapat anda akses gratis melalui layanan whatsapp yang kami sediakan atau hubungi kami.

Resiko Operasi HNP Pada Leher dan Pinggang

Resiko Operasi HNP Pada Leher dan Pinggang

Resiko Operasi HNP – Seorang ahli bedah saraf – tulang belakang akan melakukan prosedur tetap yang bertujuan untuk memastikan keselamatan pasien dan menghindari komplikasi setiap sebelum operasi, saat operasi, dan setelah operasi. Setiap jenis operasi pasti memiliki resiko, khusus untuk jenis operasi HNP tulang belakang, hal yang diwaspadai adalah resiko gangguan pada struktur-struktur saraf disekitar HNP atau benjolan bantalan tulang belakang yang mungkin dapat berujung pada gangguan otot, gangguan sensoris (perasa), dan/atau gangguan otonom (berkemih, dll). Resiko lainnya adalah infeksi, reaksi alergi terhadap obat-obatan, resiko anestesi, dan perdarahan. Operasi HNP memiliki resiko rendah bila semua prosedur-prosedur standar dilakukan.

Sebelum operasi pasien akan selalu diperiksa riwayat kondisi umum kesehatan secara keseluruhan, riwayat penyakit yang sedang dialami, riwayat sakit dan operasi sebelumnya, riwayat penggunaan obat-obatan, riwayat alergi, juga riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit penderita. Selanjutnya, pasien juga akan di periksa darahnya dan juga dilakukan pemeriksaan jantung dasar dengan menggunakan EKG. Prosedur lain yang sudah menjadi standar adalah memastikan semua alat-alat yang berhubungan dengan operasi sudah dalam kondisi steril serta memastikan penggunaan antibiotik profilaksis (pencegahan) untuk menghindari resiko infeksi operasi.

Berdasarkan temuan-temuan yang ada, tim dokter akan mengetahui potensi-potensi permasalahan yang akan muncul sehingga dilakukan langkah preventif, contohnya bila ditemukan hipertensi, peningkatan kadar gula darah, riwayat stroke, riwayat penggunaan obat pengencer darah dll. Hal tersebut segera dikoordinasikan dengan tim dokter seperti penyakit dalam, jantung, paru, dan anestesi untuk perawatan bersama sebelum, saat dan setelah operasi bila diperlukan.

Saat operasi, pasien akan dipasangkan berbagai macam elektroda listrik di beberapa area tubuh mulai dari kepala sampai ujung kaki untuk mengetahui tanda vital tubuh (nadi, tensi, pernafasan) juga untuk mengetahui fungsi saraf (monitoring saraf intra operatif / Intraoperative Neuro Monitoring) yang dihubungkan dengan komputer khusus untuk memastikan perlindungan terhadap saraf dan  tidak ada struktur saraf yang tergangu selama operasi. Seorang ahli bedah saraf – tulang belakang juga akan menggunakan alat radiologi khusus di ruang operasi (3D –Arm, O-Arm, CT Scan intraoperatif), tergantung fasilitas rumah sakit, untuk mengkonfirmasi target sasaran operasi.

Setelah operasi pasien akan singgah selama beberapa saat diruang pemulihan atau ruang intensif bila diperlukan, sehingga pemantauan kondisi pasien benar benar terjaga hingga fungsi tubuh stabil dan pengaruh obat bius hilang.

Dengan menjalankan prosedur-prosedur standar, resiko-resiko operasi HNP dapat dihindari. Semoga bermanfaat.

Salam hormat,

Gibran A Wibawa, dr., Sp.BS., MBA.

Informasi lebih lanjut dapat anda akses gratis melalui layanan whatsapp yang kami sediakan atau hubungi kami.

Operasi HNP Pada Jepitan Saraf Tulang Belakang

Operasi HNP Pada Jepitan Saraf Tulang Belakang

Operasi HNP Pada Jepitan Saraf Tulang Belakang – Nyeri pinggang dialami oleh mayoritas para penderita jepitan saraf pada tulang belakang.  Sebagaian besar kasus dapat diatasi tanpa operasi, misalnya dengan pemberian obat-obatan anti nyeri, fisioterapi khusus tulang belakang, maupun pemberian suntikan khusus pada saraf tulang belakang. Namun pada beberapa kasus, tindakan operasi memang tidak bisa dihindari lagi untuk mencegah gangguan saraf dan nyeri punggung yang semakin parah.

Operasi HNP Pada Jepitan Saraf Tulang Belakang
Ilustrasi Operasi Stabilisasi Tulang Belakang

Bagi netizen yang merasa sudah menjalani berbagai macam terapi namun keluhan nyeri tetap atau bertambah parah sebaiknya perlu mengetahui jenis-jenis operasi HNP yang ada saat ini.

1. Operasi tulang belakang dengan implan atau tanpa implan

Kasus jepitan pada saraf tulang belakang dapat disebabkan oleh HNP, pembengkakan oleh sendi tulang belakang, atau dapat juga oleh osteofit (taji tulang yang tumbuh menonjol secara abnormal yang biasanya muncul di tempat pertemuan kedua tulang atau persendian).

Pada beberapa kasus jepitan saraf disertai dengan gerakan antar tulang belakang yang berlebihan karena sendi-sendi dan ligamen sudah tidak berfungsi optimal dalam menjaga atau membatasi gerakan antar tulang sehingga timbul instabilitas antar tulang belakang yang menimbulkan nyeri hebat. Gejala ini dikonfirmasi pada gambar x-ray posisi membungkuk dan tegap (fleksi ekstensi) dan akan tampak terjadi pergeseran tulang belakang.

Maka dari itu tulang-tulang tersebut disambung menjadi satu kesatuan menggunakan implan dengan tujuan dapat bergerak bersama-sama dan menjadi satu kesatuan (fusi). Itulah kadang mengapa operasi tulang belakang perlu menggunakan implan.

Pada kasus jepitan saraf tulang belakang biasa tanpa instabilitas, tidak diperlukan pemasangan implan atau fusi selama operasi sesuai prosedur.

2. Endoskopi atau Mikroskop

Kedua jenis operasi ini termasuk jenis operasi bedah minimal invasif. Keduanya dapat dilakukan dengan memperhatikan kondisi saraf yang terjepit. Kelebihan endoskopi adalah adanya teknik transforaminal (masuk dari samping punggung) untuk kasus HNP sederhana. Teknik ini dapat dilakukan tanpa pembiusan. Namun untuk kasus HNP yang kompleks prosedur operasi harus dilakukan dengan pembiusan dan dapat dikerjakan dengan teknik endoskopi maupun mikroskop dengan hasil yang sama-sama baik tergantung dari fasilitas yang dimiliki rumah sakit.

Semoga bermanfaat

Salam hormat,

Gibran A Wibawa, dr., Sp.BS., MBA.

Informasi lebih lanjut dapat anda akses gratis melalui layanan whatsapp yang kami sediakan atau hubungi kami.

Operasi HNP Tulang Belakang Dengan Endoskopi

Operasi Endoskopi HNP
Operasi Endoskopi HNP

Operasi HNP Tulang Belakang Dengan Endoskopi

Operasi Endoskopi HNP – Indonesia merupakan negara berkembang dengan populasi lebih dari dua ratus juta penduduk. Bila berdasarkan data WHO dimana 5% populasi penduduk menderita nyeri punggung belakang maka seharusnya terdapat jutaan penduduk Indonesia yang mengeluhkan nyeri pinggang belakang.

Masalahnya adalah keterbatasan akses kesehatan, rendahnya promosi kesehatan (pergi ke dukun pijat, klinik alternatif, dll), mahalnya biaya kesehatan, dan takut ke rumah sakit.

Penyebab nyeri punggung

Salah satu penyebab nyeri punggung belakang adalah saraf terjepit akibat HNP. HNP sendiri kepanjangan dari Herniated Nucleus Pulposus yang merupakan penonjolan bantalan sendi yang terletak di antara dua tulang belakang, mulai dari leher sampai ke pantat.

Penanganan HNP

Penanganan HNP sendiri terdiri dari yang paling ringan (non-operasi) sampai yang paling berat yaitu operasi. Tatalaksana paling ringan mulai dari obat-obatan, fisioterapi, chiropraktik, dan terapi intervensi nyeri. Bila hal tersebut sudah tidak mampu lagi mengatasi / mengurangi rasa nyeri maka opsi terakhir adalah operasi.

Banyak sekali pasien yang menahan-nahan sakit hanya karena takut di operasi. Salah satu solusi terhadap masalah tersebut adalah teknik minimal invasif berupa endoskopi. Operasi endoskopi HNP pada tulang belakang bagian pinggang merupakan teknik minimal invasif yang telah diterapkan diberbagai penjuru dunia. Endoskopi adalah suatu sistem yang mengkombinasikan teleskop beresolusi tinggi, sumber cahaya LED, yang tersambung dengan pipa berdiameter kecil yang berfungsi untuk irigasi maupun untuk akses bedah.

Manfaat operasi endoskopi

Operasi endoskopi memberi efek yang sangat baik untuk mengatasi keluhan nyeri pinggang belakang yang menjalar ke kaki yang biasanya disebabkan oleh jepitan saraf murni akibat HNP tanpa disertai pergeseran tulang belakang (instabilitas).

Prinsip tindakan endoskopi adalah mengurangi atau mengambil bantalan HNP yang menjepit saraf sehingga saraf tersebut terbebas dari jepitan.

Jenis-jenis teknik endoskopi ada tiga, yaitu interlaminar, posterolateral, dan transforaminal. Teknik transforaminal saat ini paling digemari oleh dokter maupun pasien.

Teknik ini dapat dilakukan dengan bius lokal (pasien sadar) dengan posisi tengkurap, dengan satu lubang operasi dengan lebar hanya sekitar 0.5-0,8 sentimeter sehingga pada sebagian besar kasus tidak dibutuhkan jahitan (stitchless technique) atau operasi tanpa perlu jahitan. Hal tersebut dikarenakan instrumen-instrumen bedah yang digunakan berdiameter rata-rata 0.5 cm.

Untuk kasus hnp simpel pada satu lokasi, operasi endoskopi hnp ini berdurasi sekitar 30-45, namun durasi dapat bertambah bila didapatkan kasus multiple hnp. Seluruh pasien dapat menjalani program “One Day Care” atau tidak perlu menginap hal tersebut dikarenakan prosedurnya singkat dan menggunakan anestesi lokal.

Hal penting yang diperlukan diperhatikan sebelum melakukan tindakan ini adalah pemeriksaan radiologis. Dokter bedah saraf anda akan menganjurkan anda untuk melakukan pemeriksaan X-ray tulang belakang (fleksi ekstensi lumbosakral) dan MRI Lumbosacral tanpa kontras.

Biaya operasi HNP dengan endoskopi

Biaya operasi tindakan ini bervariasi sekitar 30-60 juta tergantung dari kondisi pasien yang berbeda-beda. Beberapa pusat layanan bedah saraf seperti di RSU Adhyaksa, Jakarta dan OMNI Pulomas, Jakarta,  menerima layanan BPJS dengan ketentuan berlaku.

Untuk menjamin keamanan dan kelancaran operasi, setiap pasien akan menjalani beberapa prosedur pemeriksaan sebelum operasi untuk mengetahui apakah ada penyakit-penyakit penyerta seperti kencing manis, darah tinggi, penggunaan pengencer darah dll sehingga tim dokter dapat memberikan terapi-terapi khusus bila diperlukan.

Semoga bermanfaat !

Salam Hormat,

Gibran A Wibawa, dr., SpBS., MBA.

Informasi lebih lanjut dapat anda akses gratis melalui layanan whatsapp yang kami sediakan atau hubungi kami.

× Whatsapp dr Spesialis kami, Free!