Resiko Operasi HNP Pada Leher dan Pinggang
Resiko Operasi HNP – Seorang ahli bedah saraf – tulang belakang akan melakukan prosedur tetap yang bertujuan untuk memastikan keselamatan pasien dan menghindari komplikasi setiap sebelum operasi, saat operasi, dan setelah operasi. Setiap jenis operasi pasti memiliki resiko, khusus untuk jenis operasi HNP tulang belakang, hal yang diwaspadai adalah resiko gangguan pada struktur-struktur saraf disekitar HNP atau benjolan bantalan tulang belakang yang mungkin dapat berujung pada gangguan otot, gangguan sensoris (perasa), dan/atau gangguan otonom (berkemih, dll). Resiko lainnya adalah infeksi, reaksi alergi terhadap obat-obatan, resiko anestesi, dan perdarahan. Operasi HNP memiliki resiko rendah bila semua prosedur-prosedur standar dilakukan.
Sebelum operasi pasien akan selalu diperiksa riwayat kondisi umum kesehatan secara keseluruhan, riwayat penyakit yang sedang dialami, riwayat sakit dan operasi sebelumnya, riwayat penggunaan obat-obatan, riwayat alergi, juga riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit penderita. Selanjutnya, pasien juga akan di periksa darahnya dan juga dilakukan pemeriksaan jantung dasar dengan menggunakan EKG. Prosedur lain yang sudah menjadi standar adalah memastikan semua alat-alat yang berhubungan dengan operasi sudah dalam kondisi steril serta memastikan penggunaan antibiotik profilaksis (pencegahan) untuk menghindari resiko infeksi operasi.
Berdasarkan temuan-temuan yang ada, tim dokter akan mengetahui potensi-potensi permasalahan yang akan muncul sehingga dilakukan langkah preventif, contohnya bila ditemukan hipertensi, peningkatan kadar gula darah, riwayat stroke, riwayat penggunaan obat pengencer darah dll. Hal tersebut segera dikoordinasikan dengan tim dokter seperti penyakit dalam, jantung, paru, dan anestesi untuk perawatan bersama sebelum, saat dan setelah operasi bila diperlukan.
Saat operasi, pasien akan dipasangkan berbagai macam elektroda listrik di beberapa area tubuh mulai dari kepala sampai ujung kaki untuk mengetahui tanda vital tubuh (nadi, tensi, pernafasan) juga untuk mengetahui fungsi saraf (monitoring saraf intra operatif / Intraoperative Neuro Monitoring) yang dihubungkan dengan komputer khusus untuk memastikan perlindungan terhadap saraf dan tidak ada struktur saraf yang tergangu selama operasi. Seorang ahli bedah saraf – tulang belakang juga akan menggunakan alat radiologi khusus di ruang operasi (3D –Arm, O-Arm, CT Scan intraoperatif), tergantung fasilitas rumah sakit, untuk mengkonfirmasi target sasaran operasi.
Setelah operasi pasien akan singgah selama beberapa saat diruang pemulihan atau ruang intensif bila diperlukan, sehingga pemantauan kondisi pasien benar benar terjaga hingga fungsi tubuh stabil dan pengaruh obat bius hilang.
Dengan menjalankan prosedur-prosedur standar, resiko-resiko operasi HNP dapat dihindari. Semoga bermanfaat.
Salam hormat,
Gibran A Wibawa, dr., Sp.BS., MBA.
Informasi lebih lanjut dapat anda akses gratis melalui layanan whatsapp yang kami sediakan atau hubungi kami.