Aneurisma Otak : Bagaimana penanganan kasus aneurisma otak ?

Apa itu aneurisma otak ?

Aneurisma Otak

Aneurisma otak adalah pelebaran pembuluh darah otak yang menyerupai bentukan balon yang muncul pada lapisan pembuluh darah yang lemah/tipis. Pelebebaran tersebut perlahan-lahan membesar dan dapat pecah sewaktu-waktu.

Terdapat tiga faktor dari luar tubuh yang dapat melemahkan pembuluh darah otak yaitu merokok, hipertensi dan minum alcohol berlebihan.

Apa yang terjadi bila aneurisma pecah ?

Bila aneurima otak pecah, pasien akan mengalami nyeri kepala parah yang mendadak muncul tiba-tiba. Pasien-pasien menyebutnya sebagai nyeri kepala paling hebat yang pernah dirasakan seumur hidupnya. Itu yang mebedakan gejala ini dari nyeri kepala biasa.

Mana yang paling baik, CT Angiografi / MRA / DSA ?

Untuk check up berkala, MR Angiography (MRA) merupakan pilihan pertama karena pemeriksaan ini tidak invasif dalam arti tidak menimbulkan rasa sakit. Pasien tidak  perlu dipungsi (suntikan) dan tidak perlu suntikan obat kontras. Pasien-pasien dengan permasalahan ginjal biasanya lebih disarankan melakukan MRA. Permasalahannya adalah pemeriksaan ini hanya di kota-kota besar karena tidak semua rumah sakit di Indonesia memiliki mesin MRA.

CT angiografi dilakukan pada kasus-kasus darurat dengan penggunaan obat-obatan kontras (pewarna pembuluh darah). Pasien biasanya disyaratkan untuk melakukan pemeriksaan ginjal terlebih dahulu karena penggunaan obat-obatan kontras dapat memperberat kondisi sakit ginjal walaupun dalam beberapa tahun terakhir telah digunakan teknik dan obat-obatan kontras dengan resiko redah pada ginjal namun tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas ini.

Digital Substraction Angiography (DSA)

Digital Substraction Angiography (DSA) adalah prosedur pemeriksaan pembuluh darah otak dengan mengalirkan zat kontras (pewarna pembuluh darah) melalui kateter / selang khusus menggunakan mesin fluoroskopi di ruang cath-lab. Pemeriksaan DSA merupakan pilihan utama pada kasus aneurisma karena prosedur ini dapat memberikan tidak hanya visualisasi pembuluh darah secara tiga dimensi (3D) tapi juga menampilkan gambar aliran darah.

Perlu diingat bahwa CT Angiografi dan DSA merupakan tindakan yang menghasilkan radiasi sehingga pada kasus tertentu disarankan tidak dilakukan seperti check up berkala pada kasus perempuan dengan kehamilan. Jadi pemilihan ketiganya berdasarkan pertimbangan berikut :

  • kebutuhan darurat/non darurat,
  • invasif/non invasif,
  • radiasi/non radiasi,
  • kondisi ginjal penilaian aliran darah, dan
  • ketersediaan fasilitas di Rumah Sakit.

Apa yang dilakukan untuk mencegah aneurisma pecah ?

Kateterisasi dan “Coiling” Aneurisma Otak

Bila anda memiliki aneurisma otak dengan ukuran kurang dari 10 mm dan tanpa gejala, anda tidak perlu panik, yang harus anda lakukan adalah pemeriksaan pembuluh darah otak berkala (CT Angio/MRA/DSA), maksimal 6 bulan sekali anda harus periksa sedangkan untuk ukuran lebih dari 10 mm anda disarankan untuk dilakukan tindakan intervensi baik endovaskular / kateterisasi maupun pembedahan tergantung dari jenis dan kondisi pasien.

Apakah saya bisa kembali beraktivitas setelah menjalani prosedur kateterisasi / operasi ?

Tentu saja anda bisa kembali beraktivitas dan bekerja seperti biasa. Pada kasus pasca kateterisasi/operasi aneurisma tidak pecah (non ruptured/tanpa keluhan tapi ukuran lebih dari 10 mm) pasien disarankan untuk istirahat selama 1 minggu setelah itu bisa kembali beraktifitas. Sedangkan pada kasus pasca kateterisasi/operasi aneurisma pecah, selama tingkat kesadaran dan kondisi sebelum operasi baik (sadar baik, berbicara terstruktur) disertai dengan penanganan awal tepat dan cepat, pasien akan diminta beristirahat selama 2-3 minggu.

Apa saran anda untuk para penderita aneurisma otak?

Bila anda mengalami nyeri kepala sangat parah, jangan ditawar, segera hubungi rumah sakit yang memiliki layanan dokter bedah saraf terdekat dengan lokasi anda dan untuk kondisi darurat, lakukan pemeriksaan CT Angiografi segera.

Sedangkan bila anda memiliki aneurisma tanpa gejala, tetap lakukan pemeriksaan berkala dengan pilihan yang sudah saya sebutkan di atas. Silahkan periksa dan minta pendapat dengan berbagai dokter saraf dan bedah saraf. Penting bagi anda untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyak sebelum melakukan pilihan terapi.

Semoga bermanfaat !

Salam Hormat,

Gibran A Wibawa, dr., Sp.BS

Informasi lebih lanjut dapat anda akses gratis melalui layanan whatsapp yang kami sediakan atau hubungi kami.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Whatsapp dr Spesialis kami, Free!